Indonesia Masih Kekurangan 74 Ribu Guru Agama Islam
Indonesia
saat ini masih kekurangan guru agama Islam di sekolah. Direktur
Pendidikan Agama Islam Ditjen Pendidikan Islam Imam Safei mengatakan bahwa
Kementerian Agama sedikitnya membutuhkan 74ribu guru agama Islam untuk memenuhi
kebutuhan sekolah.
Kebutuhan
meningkat, salah satunya disebabkan ribuan guru agama Islam yang sudah memasuki
masa pensiun. “Di Jawa Timur saja, tahun lalu kehilangan 1000 guru karena
pension. Belum lagi daerah-daerah lain,” katanya di arena Rakornas Pendidikan
Islam Kemenag, Jakarta, Rabu (14/03).
Saat
ini Kemenag tengah mengajukan usulan formasi tersebut dan sedang dibahas oleh
komisi VIII DPR RI. Menurut Imam, guru agama Islam saat ini berjumlah 189ribu
di seluruh Indonesia. Mereka menangani 37,8 juta siswa di seluruh penjuru
negeri. Rasionya, satu guru mengajar 200 siswa. “Ini sangat kurang,” lanjut
Imam.
Imam
menambahkan bahwa saat ini pihaknya tengah mengembangkan program Guru Modis ,
yaitu guru agama yang Moderat, Inovatif, dan Inspiratif. Model ini akan
dijadikan alat screening agar guru yang direkrut benar-benar memiliki
diferensiasi.
Pada
saat yang sama, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Achmad Zayadi
menambahkan, dunia pesantren juga membutuhkan sentuhan pemerintah agar
dapat menaikkan kualitasnya.
“Saat
ini ada 5 juta santri di berbagai pesantren di Indonesia. Mereka adalah aset
pendidikan nasional yang otentik, bukan alternatif makanya harus diperhatikan,”
katanya.
Bentuk
peningkatannya antara lain dengan membangun pesantren tinggi atau ma’had
aly. Kemenag telah mewujudkan 29 ma’had aly di seluruh Indonesia. Jumlah
ini akan terus ditingkatkan sehingga setiap privinsi memiliki satu ma’had aly.
Zayadi optimis rencana Kemenag ini bisa diwujudkan. (kemenag.go.id)